Pemerintah Provinsi Lampung Buka Peluang Investasi Baru dalam Pengolahan Produk Turunan Singkong dan Tebu

Pemerintah Provinsi Lampung membuka peluang investasi baru dalam pengolahan produk turunan singkong dan tebu, menarik perhatian investor dari Tiongkok. Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi menyambut baik minat investor asing tersebut yang ingin mendirikan pabrik pengolahan glukosa dan molase di wilayah Kabupaten Lampung Tengah dengan nilai investasi mencapai 100 juta dolar Amerika Serikat.

Menurut keterangan resmi yang diberikan oleh Gubernur Arinal Djunaidi di Bandarlampung pada hari Rabu (28/02/24), para investor dari Tiongkok telah menunjukkan minat yang kuat untuk menjalin kerja sama dengan pemerintah setempat dalam mengembangkan industri pengolahan produk turunan singkong dan tebu. “Pemerintah siap memberikan kemudahan bagi para investor selama hal tersebut mendukung kesejahteraan masyarakat Lampung dan mendukung program hilirisasi komoditas lokal,” ujarnya.

Investasi ini diharapkan akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi ekonomi daerah, terutama dalam hal menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Gubernur Arinal Djunaidi menegaskan bahwa investasi tersebut tidak hanya akan memberikan manfaat bagi investor, tetapi juga bagi masyarakat setempat dengan meningkatkan kesejahteraan dan memperluas peluang ekonomi.

“Kedatangan para pengusaha Tiongkok ke Lampung untuk mengeksplorasi lokasi dan merencanakan investasi ini merupakan langkah positif dalam memanfaatkan potensi besar yang dimiliki oleh daerah kita,” tambahnya.

Dalam konteks ini, Lampung dilihat sebagai tempat yang strategis untuk mengembangkan investasi dalam pengolahan produk turunan singkong dan tebu. Potensi sumber daya alam yang melimpah, demografi yang dinamis, serta potensi pariwisata yang beragam memberikan landasan yang kuat bagi pertumbuhan industri di daerah tersebut.

Dengan membuka pintu bagi investasi asing yang terarah dan berkelanjutan, Pemerintah Provinsi Lampung berharap dapat menciptakan lingkungan usaha yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi. Sembari terus mengembangkan potensi-potensi lokal, investasi dari luar seperti ini diharapkan dapat menjadi katalisator bagi percepatan pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Lampung secara menyeluruh.

Sebagai bagian dari upaya bersama untuk membangun kesejahteraan masyarakat, kerja sama antara pemerintah dan sektor swasta, termasuk investor asing, menjadi kunci utama dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh Lampung, khususnya olahan produk turunan singkong dan tebu. Dengan langkah-langkah strategis seperti ini, diharapkan Lampung akan terus berkembang sebagai salah satu pusat investasi dan pertumbuhan ekonomi yang penting di Indonesia.

Demikian informasi seputar penawaran peluang investasi produk turunan singkong dan tebu. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Scopecorner.Com.

Berita Terkini

Investasi Saham Beyond Meat: Perjalanan Pahit bagi Investor dalam Lima Tahun Terakhir?

Saham Beyond Meat, yang dulunya sangat digemari di Wall Street setelah debut IPO-nya pada 2019, kini mengalami penurunan yang signifikan dalam lima tahun terakhir. Meski saham perusahaan ini sempat melonjak setelah IPO, kini nilainya telah turun lebih dari 99% dibandingkan dengan kinerja indeks S&P 500 yang mencatatkan kenaikan 84% dalam periode yang sama. Permintaan untuk […]

Read More
Berita Terkini

Bisnis Baju Impor China Kuasai Pasar Indonesia, Produsen Lokal Makin Menjerit?

Maraknya bisnis baju impor China semakin menekan industri tekstil dan garmen nasional. Fenomena ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi produsen dalam negeri di tengah gempuran produk impor dengan harga murah dan volume besar. Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menjelaskan bahwa ketimpangan antara kapasitas produksi nasional dan kebutuhan pasar menjadi salah satu penyebab utama membanjirnya produk […]

Read More
Berita Terkini

Ekspor Batu Bara Ambles sampai 20,85 Persen, Hanya Sumbang USD 17,94 Miliar hingga September 2025

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor batu bara Indonesia masih mengalami kontraksi pada tahun 2025. Sepanjang Januari hingga September, nilai ekspor batu bara hanya mencapai 17,94 miliar dolar AS, turun 20,85 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 22,67 miliar dolar AS. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menjelaskan bahwa […]

Read More