Potensi Investasi di Batam: Kawasan FTZ dan KEK Jadi Andalan

Pemerintah terus berupaya mengembangkan potensi investasi di Batam dengan menciptakan dua kawasan berfasilitas, yaitu Free Trade Zone (FTZ) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Langkah ini diharapkan mampu menjadi katalis utama dalam meningkatkan volume investasi di wilayah strategis ini.

Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Bea Cukai, Nirwala Dwi Heryanto dalam dialog dengan media di Batam, menjelaskan bahwa kedua kawasan ini memainkan peran penting dalam mewujudkan visi Batam sebagai “Bandar Dunia Madani” yang modern, kompetitif, dan menarik bagi para investor.

“Dengan posisi Batam yang strategis di jalur pelayaran internasional dan berbatasan langsung dengan Malaysia dan Singapura, FTZ dan KEK diharapkan dapat mendatangkan devisa, membuka lapangan kerja, serta meningkatkan pariwisata dan penanaman modal,” ujarnya.

Kawasan bebas di Batam mencakup beberapa pulau utama seperti Pulau Batam, Pulau Tonton, Pulau Setokok, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang, dan Pulau Galang Baru. Kawasan ini menjadi pusat industri yang beragam, termasuk manufaktur, elektronik, galangan kapal, pariwisata, dan logistik. Industri-industri tersebut telah berkembang pesat, menjadikan Batam sebagai salah satu wilayah paling dinamis dalam perekonomian Indonesia.

Di sisi lain pergerakan investasi di Batam, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batam memiliki peran krusial dalam menyelenggarakan fungsi perekonomian tertentu dengan fasilitas-fasilitas yang khusus disediakan. Hingga kini, terdapat tiga KEK yang beroperasi di Batam yaitu Batam Aero Technic, Nongsa, dan KEK Tanjung Sauh.

Nirwala menyebutkan bahwa pemerintah saat ini sedang memproses usulan untuk dua KEK baru, yakni KEK Nipa di Pulau Nipa dan KEK Kesehatan Batam di Sekupang dan Nongsa, Pulau Batam.

“Penambahan KEK baru ini diharapkan dapat memperluas basis ekonomi Batam dan meningkatkan daya saingnya di kancah internasional,” tambah Nirwala soal potensi investasi di Batam.

Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Kepri, Indra Soeparjanto yang juga hadir dalam dialog tersebut, menekankan bahwa kawasan berfasilitas di Batam memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

“Batam memberikan kontribusi sebesar 65 persen pada pertumbuhan ekonomi Kepri. Dengan semakin banyaknya industri yang masuk, skala ekonominya juga akan terus meningkat,” jelas Indra.

Dengan berbagai fasilitas dan keunggulan yang dimiliki, Batam terus menarik perhatian para investor, baik dalam negeri maupun asing. FTZ dan KEK di Batam tidak hanya meningkatkan volume investasi, tetapi juga berperan dalam diversifikasi ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Ini menjadikan Batam sebagai salah satu destinasi investasi paling prospektif di Indonesia, siap untuk tumbuh dan berkembang di masa depan.

Demikian informasi seputar perkembangan investasi di Batam. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Scopecorner.Com.

Berita Terkini

Moncer! Investasi Tata Ruang Digital Tembus Rp357,17 Triliun

Setahun Pemerintahan Prabowo Gibran, kebijakan tata ruang memasuki babak baru. Kementerian ATR/BPN melaporkan nilai investasi dari produk persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang yang menjadi kewenangan pusat mencapai Rp357,17 triliun pada periode Oktober 2024 hingga Oktober 2025. Angka itu lahir dari percepatan digitalisasi rencana dan perizinan yang menyatukan peta, aturan, dan proses bisnis dalam satu alur […]

Read More
Tjandra Limanjaya industri Energi
Berita Terkini

Tjandra Limanjaya: Menyulap Tantangan Menjadi Kesempatan dalam Industri Energi

Tjandra Limanjaya kelahiran Jakarta pada 17 Juli 1958, memulai perjalanan bisnisnya sejak usia muda. Sebagai seorang pengusaha yang ulet, ia mengawali karier dengan mendirikan berbagai usaha di sektor pariwisata dan energi. Salah satu tonggak penting dalam kariernya adalah menjabat sebagai Direktur di PT General Energy Bali (GEB), perusahaan yang berfokus pada pengelolaan sumber daya energi […]

Read More
Berita Terkini

Investasi di Solok Selatan: PLTP Muara Laboh Unit 2 Resmi Dimulai?

Tahap pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh Unit 2 berkapasitas 80 MW resmi dimulai, menandai babak baru Investasi di Solok Selatan. Nilai penanaman modal mencapai sekitar Rp7 triliun (±USD490 juta), hasil kolaborasi PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML) bersama Sumitomo Corporation dan INPEX Geothermal Ltd. Momentum “tajak” sumur pertama disaksikan Gubernur Sumbar […]

Read More