PLTA Kayan Berkapasitas 9.000 MW Akan Dibangun Pada Akhir Tahun Ini

Kajian pembangunan PLTA Kayan telah dilakukan sejak tahun 2009.

Pemerintah berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Terbesar di Sungai Kayan, Kaliamantan Utara (Kaltara) pada akhir tahun ini. pembangunan PLTA ini ditujukan untuk mengaliri listrik di ibu kota baru serta Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional di Tanah Kuning.

Untuk mensukseskan rencananya tersebut, pemerintah telah menggandeng PT Kayan Hidro Energi untuk menjadi pengembang dalam mega proyek ini.

PLTA Kayan diproyeksikan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara

Direktur Operasional PT Kayan Hidro Energi Khaerony mengungkapkan PLTA Sungai Kayan akan diproyeksikan menjadi PLTA tersebsar di Indonesia bahkan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.

Oleh karenanya, kajian pembangunan PLTA ini telah dilakukan sejak tahun 2009.

“Untuk studi PLTA sebesar ini, terbesar salah satu di Asia dan Indonesia juga, studinya nggak lama sebenarnya, karena kalau studi PLTA bisa sampai puluhan tahun, kami cukup 10 tahun, yang lain 20-23 tahun,” terang Khaerony di Jakarta, (21/8/2019) seperti dikutip dari detik.com.

Selain itu, kajian untuk debit air juga tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat, karena harus melihat kondisi debit air pada saat musim hujan dan musim kemarau.

PLTA (ThInkstock)

“Kenapa lama? Dari musim kemarau, hujan, banjir, tinggi sampai surut itu kajian, bahkan pernah revisi kajian karena di 2015 ada banjir terbesar di Kaltara, akhirnya desain diubah dan sudah selesai desainnya,” kata Khaerony.

Adapun pembangkit tersebut akan menghasilkan daya sebesar 9.000 megawatt dan akan didirikan diatas tanah seluas 12.000 hektare.

Pihak pengembang juga telah menjalin kerja sama denga Powerchina untuk mengucurkan dana investasi yang jumlahnya sekitar sekitar 20,7 miiar dolar AS hingga 24,3 miliar dolar AS.

Jika dirupiahkan, pembangunan PLTA Kayan akan menghabiskan biaya sebesar Rp 289,8 triliun hingga Rp 340,2 triliun mengacu kurs Rp 14.000 per dolar AS.

“(investasinya) 2,3-2,7 juta dolar AS per MW. Kenapa tinggi? Karena akses ke lokasi butuh ekstra, termasuk jadi cost tersebut,” Kata Khaerony di Jakarta, Rabu (21/8/2019).

Proyek tersebut diprediksi rampung dalam kurun waktu 20 sampai 25 tahun. Untuk pembangunannya sendiri akan dilakukan dalam lima tahap.

Tahap pertama akan dibangun PLTA Kayan 1 dengan kapasitas 900 MW. PLTA Kayan 2 akan menghasilkan daya sebesar 1.200 MW, PLTA Kayan 3 dan 4 masing-masing menghasilkan daya sebesar 1.800 MW dan PLTA Kayan 5 akan dibangun dengan kapasitas 3.200 MW.

Kendati membutuhkan waktu yang lama, namun listrik di PLTA Kayan 1 sudah bisa digunakan untuk mengaliri listrik pada tahun 2024.

PLTA Kayan satu, 5 tahun dibangun, sudah ada listrik 900 MW di 2024, tahap 2 2025,” terangnya.

Berita Terkini

Emang Bisa, Tren Investasi Koleksi Action Figure Bikin Cuan di Kalangan Remaja?

Fenomena investasi koleksi action figure kini tengah digandrungi remaja dan anak muda. Tidak lagi sekadar mainan, action figure telah bertransformasi menjadi simbol gaya hidup sekaligus identitas penggemar film, anime, hingga karakter superhero dunia. Rak-rak penuh figur Iron Man, Naruto, hingga karakter Marvel menjadi pemandangan umum di kamar para kolektor muda. Harga tiap figur pun sangat […]

Read More
Berita Terkini

Posisi Investasi Internasional Indonesia Naik, Bank Indonesia Catat Kewajiban Neto US$244,3 Miliar

Pada triwulan II 2025, Bank Indonesia melaporkan bahwa kewajiban neto investasi internasional Indonesia mengalami kenaikan signifikan, tercatat sebesar US$244,3 miliar. Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) yang lebih tinggi dibandingkan Aset Finansial Luar Negeri (AFLN), memperlihatkan kekuatan sektor eksternal Indonesia. Posisi KFLN Indonesia pada akhir triwulan II 2025 tercatat mencapai […]

Read More
Berita Terkini

Ngeri Nih! Investasi EBT di AS Anjlok 36 Persen Akibat Kebijakan Baru

Laporan BloombergNEF mencatat bahwa investasi EBT di AS mengalami penurunan tajam sebesar 36 persen pada paruh pertama 2025. Total investasi hanya mencapai US$20,5 miliar, turun signifikan dibandingkan periode enam bulan sebelumnya. Anjloknya investasi ini dipicu oleh perubahan kebijakan Presiden Donald Trump yang memangkas subsidi bagi energi angin dan surya. Padahal, kedua sektor ini sebelumnya menjadi […]

Read More