SKK Migas: Investasi Hulu Migas US$ 11,2 Miliar

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menjelaskan bawha investasi industri hulu migas mencapai US$ 11,2 miliar hingga akhir tahun 2018. Hal ini tertuang dalam rencana program dan anggaran (WP&B) dengan harga minyak mentah Indonesia sebesar US$ 69,8 per barel.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Miyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi mengungkapkan bahwa nilai investasi tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yakni US$ 10,2 miliar. Hal ini disebabkan karena ada proyek yang sudah mulai tahap pembangunan fasilitas produksi.

Peningkatan investasi hulu migas dibutuhkan dan hal tersebut juga dipengaruhi besarnya cadangan yang dapat diproduksi. Untuk itu dibutuhkan penemuan cadangan yang sangat besar (giant discovery) baru untuk meningkatkan investasi sekaligus menjaga kelangsungan industri hulu migas.

Untuk menyiasati kebutuhan investasi eksplorasi yang berkelanjutan, pemerintah juga telah menetapkan Komitmen Kerja Pasti yang dikeluarkan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sebagai kegiatan eksplorasi yang tidak harus tetap disetorkan untuk pemerintah. Nilai komitmen yang telah ditetapkan mulai tahun 2019 samapai 2026 mencapai US$ 1,3 miliar.

Menurut Amien, terdapat dua parameter utama sebuah perusahaan akan berinvestasi di proyek hulu migas. Yang pertama adalah presentase internal rate of return yang baik dan yang kedua adalah certainty dalam kelangsungan proyek.

Amien menambahkan bahwa SKK Migas akan terus menekan angka biaya operasi yang dikembalikan. Angka tersebut dipatok lebih rendah dari tahun sebelumnya yakni US$ 10,1 miliar. Per 31 Oktober2018 cost recovery sebesar US$ 9,7 miliar.

Sementara pada 31 Oktober 2018 rata-rata lifting minyak bumi mencapai 776.000 barel per hari. Angka tersebut jika diprosentasi sebesar 97% dari target dalam APBN 2018 yang sebesar 800.000 barel per hari. Untuk gas bumi rata-rata lifting mencapai 1.143 barel per hari atau sekitar 95% dari target sebesar 1.200 barel per hari.

Menurunnya angka lifting migas bukan serta merta karena turunnya angka cost recovery, melainkan karena lapangan di Indonesia yang telah mature dan membutuhkan biaya yang lebih besar.

Berita Terkini

Investasi Berkelanjutan di Indonesia: Kunci Menuju Pertumbuhan Ekonomi 8%

Tantangan besar investasi Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8% sebagai syarat menjadi Indonesia Emas. Dalam Executive Forum bertema “Menggali Sektor Kunci Investasi Berkelanjutan di Indonesia,” Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Bobby Gafur Umar menyoroti berbagai tantangan dan peluang ekonomi Indonesia pada 2024 dan seterusnya. Menurut Bobby, growth outlook untuk ekonomi berkembang dan pasar negara berkembang […]

Read More
Berita Terkini

Gawat! Keberlanjutan Investasi Sektor Tambang di NTB Perlu Dukungan Stabilitas Keamanan

Kepala Dinas ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) Nusa Tenggara Barat (NTB), H. Sahdan ST, MT, menekankan pentingnya keamanan bagi keberlanjutan investasi sektor tambang. Dalam keterangannya, Sahdan menjelaskan bahwa sektor pertambangan tidak hanya mendorong pembangunan daerah tetapi juga menciptakan lapangan kerja, menggerakkan ekonomi lokal, dan meningkatkan pendapatan daerah. “Investasi sektor tambang memiliki dampak positif bagi […]

Read More
Berita Terkini

Investasi di Nunukan: Rumput Laut Jadi Primadona Potensi Ekonomi Maju

Investasi di Nunukan Kalimantan Utara kian merebak, khususnya di sektor perikanan dengan fokus utama pada komoditas rumput laut. Komoditas tersebut dipandang sebagai peluang emas bagi para investor karena permintaan yang terus meningkat, baik di pasar domestik maupun internasional. Potensi besar yang ditawarkan sektor rumput laut menjadikan Nunukan pusat perhatian bagi kalangan pebisnis dan industri. Fungsional […]

Read More